9. Pesanggrahan Hargopeni

 

Pesanggrahan Hargopeni was built around 1927 by Paku Alam VII. During the Kaliurang Agreement, this building was used as a place to stay by the Australian delegation as a member of the Committee of Good Offices (Komisi Tiga Neara). This building had become the headquarters of the Dutch internees during the Second Military Aggression. The Pesanggrahan Hargopeni is still the property of the Kadipaten Pakualaman and is not rented out to the public.

The architectural style is New Indies style. It has distinctive features, which are an umbrella roof, a noc acroteria decoration at the end of the roof, and a bearing wall structure. The tropical adaptation can be seen from the wide roof surface, the roof overhang, and outer walls covered with river stone. It has Art Nouveau ornaments on stained glass with floral motifs on windows and doors.

If you look at the building plan of the Pesanggrahan Hargopeni, there is an abdi dalem building (Guard House) which is separate from the main building. The guard house building is connected to the main building via a hallway. This shows that there is a spatial hierarchy in it, which is generally also found in other colonial buildings in Kaliurang. The spatial hierarchy of colonial buildings in Kaliurang is a reflection of the difference in social status between the Dutch as building owners and the local residents of Kaliurang who were (until now) assigned to guard these buildings.


_____


Pesanggrahan Hargopeni dibangun sekitar tahun 1927 oleh Paku Alam VII.

Saat Perundingan Kaliurang berlangsung, bangunan ini digunakan sebagai tempat menginap oleh delegasi Australia sebagai salah satu anggota Komisi Tiga Negara. Bangunan ini sempat menjadi markas internir Belanda saat Agresi Militer II. Pesanggrahan Hargopeni sampai saat ini masih menjadi milik Kadipaten Pakualaman dan tidak disewakan untuk umum.

Gaya arsitekturnya adalah gaya Hindia Baru. Memiliki ciri khas yaitu atap payung, hiasan noc acroteria pada ujung atap, dan struktur dinding bearing wall. Adaptasi tropis dapat terlihat dari permukaan atap yang luas, tritisan, dan dinding luar yang dilapisi batu kali. Memiliki ornamen Art Nouveau pada kaca patri bermotif floral pada kaca jendela dan pintu.

Jika melihat denah bangunan dari Pesanggrahan Hargopeni, terdapat bangunan abdi dalem (Rumah Penjaga) yang terpisah dari bangunan utama. Bangunan abdi dalem dihubungkan ke bangunan utama melalui selasar. Hal ini memperlihatkan adanya hirarki spasial di dalamnya, yang secara umum juga ditemukan dalam bangunan-bangunan kolonial lain yang ada di Kaliurang. Hirarki spasial dalam bangunan-bangunan kolonial di Kaliurang menjadi cerminan atas perbedaan status sosial antara Belanda sebagai pemilik bangunan dan warga lokal Kaliurang yang saat itu (hingga sekarang) ditugaskan sebagai penjaga bangunan-bangunan ini.

_____