Fitri DK | "Eling Banyu Eling Sangkan Paraning Dumadi" (Remember the Water, Remember to Make it Happen)

Dulu sungai ini ramai dengan orang-orang yang mengambil air (ngangsu) sambil membawa klenting/kendi kecil dan obor. Sebelum perusahaan air minum (PAM) memasang sistem pipa di setiap rumah di setiap sudut desa;  masyarakat memenuhi kebutuhan air sehari-hari dari sungai.  Ngangsu juga merupakan kegiatan sosial di mana orang berkumpul untuk bersosialisasi sambil mengambil air bersama teman, mandi di sungai bersama, mencuci pakaian, bahkan memandikan sapi mereka. Pada kesempatan khusus, sungai ini akan diterangi dengan begitu banyak obor yang dibawa orang untuk menerangi jalan sambil bersama-sama menyucikan diri di sungai ini.  Sungai ini pun akan dipenuhi dengan tawa dan obrolan di tengah suara gemericik air. Segera setelah perusahaan air minum memasang sistem pipa rumah, ritual ini perlahan hilang.  Sebuah hotel hanya beberapa kilometer dari sungai ini mulai mengebor sumur dan mengambil air dari sungai yang sama.  Nama sungai ini, Kali Gondang, diambil dari nama sebuah pohon yang dulu pernah ada dan melindungi sumber air.  Pohon itu sekarang digantikan oleh menara air hotel yang mengambil air alih-alih melindunginya. Fitri DK membuat batik bergambar pohon Gondang dan orang-orang yang sedang secara kolektif ‘rewang ngangsu’ (bersama-sama mengambil air untuk tetangga yang sedang punya hajat). Batik itu dipasang di bak air milik sebuah hotel. Dia juga membuat ulang klenting dan memasangnya di sungai sebagai pengingat masa lalu. Seperti judul karyanya: ingat airnya, ingatlah untuk mewujudkannya

Lokasi #8: Gondang River
Artist: Fitri DK | “Eling Banyu Eling Sangkan Paraning Dumadi” 

_____

There was a time when this river was bustling with people fetching water (ngangsu) while carrying small klenting/ jugs and a torchlight. Before the water company installed plumbing systems in every house at every corner of the village;  the community fulfilled their daily water supply from the river. Ngangsu is also a social activity where people gather to socialize while fetching water with friends, bathing in the river together, washing clothes, and even bathing their cows. On special occasions, the river would be lit up with so many torchlights that people carry to light their way when they communally purify themselves in this river. The river would be filled with laughter and chatter amidst the sound of splashing water. 

As soon as the water company installs a home-plumbing system, this ritual dies down. A hotel just a few kilometers away from this river started to drill a well and extracted water from this same river. The river’s name, Kali Gondang, is taken from the name of a tree that used to be here, protecting the water resource. The tree is now replaced by the hotel’s water tower, extracting water instead of protecting it. 

Fitri DK created a batik with the image of the Gondang tree and the people who collectively ngangsu for the neighbors in need. The batik is strategically placed on a hotel-privatized water tower. She also recreated the klenting and installed them in the river as a reminder of what once was. As the title of the work suggested: Remember the water, remember to make it happen.

Location #8: Gondang River
Artist: Fitri DK | “Eling Banyu Eling Sangkan Paraning Dumadi” (Remember the Water, Remember to Make It Happen)