Ibnu Banuharli | "Lurik pantiyoso, ora duwe jarik kemulan kloso"

Karya pak Ibnu menggambarkan kegelisahannya atas pemanasan global dan bagaimana Kaliurang tidak lagi dirasa cukup dingin untuk memakai selimut. Sebagai gestur protes, ia mengajak warga Kaliurang yang berbagi kegelisahan dengannya untuk berpartisipasi mengumpulkan dan membuang selimut/ jarik/ tikar yang sudah tidak terpakai.

Belasan tahun yang lalu, saat para seniman Merapi Siring Kidul masih sering berkumpul di sanggar pak Ibnu, Kaliurang masih begitu dingin sehingga selimut tidak lagi cukup hangat untuk menghalau dingin dan dibutuhkan tikar yang lebih manjur untuk menahan angin. Kini, baginya selimut tidak lagi dibutuhkan karena Kaliurang yang tidak lagi dingin.

Site #4: Lapangan Pondok Pesantren
Artist: Ibnu Banuharli | "Lurik pantiyoso, ora duwe jarik kemulan kloso" (instalasi selimut)

Di area ini terdapat dua karya seniman Merapi Siring Kidul. Setelah dalam putaran sebelumnya pelukis-pelukis Merapi Siring Kidul dikumpulkan melalui kegiatan melukis mingguan bersama Maryanto; pertemuan rutin ini dilanjutkan dalam bentuk kelas Apresiasi Seni Kontemporer oleh Nindityo Adipurnomo.

Dalam putaran pertama, seniman-seniman ini mempresentasikan nostalgia atas Kaliurang tempo dulu. Untuk putaran kedua, Nindityo mempertajam gagasan atas krisis iklim dunia dan mengajak seniman Merapi Siring Kidul untuk menuangkan kegelisahan pribadi masing-masing atas krisis iklim secara personal. Hasilnya berupa dua karya instalasi besar, satu seri lukisan, dan dua lakon pentas wayang.

_____

Pak Ibnu's work describes his concern over global warming and how Kaliurang is no longer cold enough to use a blanket at night.  As a protest gesture, he invited the residents of Kaliurang who shared the same concern to participate in collecting and disposing of their unused blankets/jarik/mats.

Few years back, when the artists of Merapi Siring Kidul still regularly gathered at Pak Ibnu's studio, Kaliurang was still so cold that the blankets were no longer warm enough to ward off the cold and a stronger mat was needed to withstand the draft.  Now, he believes that even blankets are no longer needed because Kaliurang is no longer cold.

Site #4: Lapangan Pondok Pesantren
Artist: Ibnu Banuharli
"Lurik pantiyoso, ora duwe jarik kemulan kloso" (blanket installation)

In this site, there are two works by the artists of Merapi Siring Kidul collective.  In the previous cycle, the Merapi Siring Kidul painters were gathered through weekly drawing activities with Maryanto; the weekly meeting was continued in the form of a Contemporary Art Appreciation Class by Nindityo Adipurnomo.

In the first cycle, these artists presented work about nostalgia for the Kaliurang they knew in the past. For the second cycle, Nindityo sharpened the discussion on the world climate crisis and invited the artists of Merapi Siring Kidul collective to express their personal concerns about how the climate crisis affected them personally. The result are two large installation works, one painting series, and two titles of a puppet play.